Kesehatan mental kini tidak hanya menjadi isu sosial dan kesehatan publik, tetapi juga menjadi faktor krusial dalam dunia kerja dan produktivitas organisasi. Di Indonesia, riset menunjukkan bahwa prevalensi gangguan emosional dan mental meningkat, dari sekitar 6 % di 2013 menjadi 9,8 % di 2018. PMC+1
Hal ini menandakan bahwa semakin banyak individu yang perlu mendapatkan dukungan terkait kesehatan mental.
Selain itu, di lingkungan kerja, kesehatan mental yang buruk dapat berdampak pada konsentrasi, motivasi, hubungan antar karyawan, absensi, hingga produktivitas. jasapublishjurnal.com+1. Oleh karena itu, organisasi yang proaktif dalam mendukung kesehatan mental dan regulasi emosi karyawannya tidak hanya peduli pada aspek kesejahteraan, tetapi juga secara strategis memperkuat performa timnya.
Regulasi emosi: definisi dan manfaat
Regulasi emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, serta mengelola respons emosinya agar tetap berada dalam kondisi yang sehat dan produktif. Medical News Today+1
Dalam konteks kerja, kemampuan ini terbukti secara nyata berdampak pada kepuasan kerja, hubungan antar tim, dan produktivitas. Frontiers+1
Dampak di lingkungan kerja
- Karyawan yang mampu mengatur emosinya cenderung lebih tahan terhadap stres dan tekanan pekerjaan. PMC+1
- Sebaliknya, kurangnya regulasi emosi dapat menyebabkan konflik interpersonal, mood negatif yang menyebar, penurunan motivasi, dan bahkan burnout. Alchemist+1
- Bagi organisasi, mendukung regulasi emosi berarti meningkatkan kesejahteraan karyawan, yang kemudian berdampak positif pada retensi, loyalitas, dan produktivitas tim. Grant Thornton International Ltd. Home+1
Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Fokus pada Karyawan
Sebagai bagian dari upaya menjaga “human capital” dalam organisasi, perhatian terhadap kesehatan mental karyawan menjadi sangat penting. Berikut beberapa poin kunci:
- Lingkungan kerja yang sehat secara mental menyediakan ruang bagi karyawan untuk mengenali dan menyampaikan perasaan, serta mendapatkan dukungan ketika mengalami tekanan atau konflik.
- Organisasi perlu membangun budaya di mana kesehatan mental bukan tabu, melainkan bagian integral dari kesejahteraan dan kinerja.
- Pelatihan, workshop, dan program regulasi emosi dapat menjadi bagian dari strategi organisasi untuk memperkuat kapabilitas karyawan dalam menghadapi tantangan sehari-hari di tempat kerja.
Riset di Indonesia juga menunjukkan bahwa promosi kesehatan mental di lingkungan kerja dapat dilakukan melalui motivasi kerja, lingkungan kerja yang mendukung, kepemimpinan etis, dan pemberdayaan psikologis. ResearchGate+1
Ini menunjukkan bahwa intervensi tidak hanya bersifat individu, tetapi juga sistemik dalam organisasi.
Event Public Training: “Manage Emosi Yuk! Supaya Tetap Santuy” oleh Borwita
Pada tanggal 16 Oktober 2025, Borwita Citra Prima menyelenggarakan public training bertajuk “Manage Emosi Yuk! Supaya Tetap Santuy”, yang dibawakan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog, CCTS‑I (Psikolog Klinis Dewasa). Acara ini diikuti oleh ratusan karyawan Borwita dari berbagai divisi dan lokasi.

Sub-topik acara
- Memahami kondisi emosional yang dialami
- Memahami peran emosi dalam kehidupan
- Teknik meregulasi emosi
Melalui sesi ini, peserta memperoleh insight-praktis mengenai bagaimana mengenali tingkat emosional diri, memahami pengaruh emosi terhadap perilaku dan lingkungan kerja, serta mempraktikkan teknik regulasi yang aplikatif dalam sehari-hari.
Hasil dan dampak
Acara ini berhasil menciptakan kesadaran yang meningkat akan pentingnya kesehatan mental dan regulasi emosi dalam lingkungan kerja. Karyawan yang sebelumnya mungkin belum terbiasa membahas atau mengelola emosinya, menjadi lebih terbuka dan memiliki alat untuk menjaga keseimbangan emosional.
Hal ini selaras dengan riset yang menunjukkan bahwa regulasi emosi dapat meningkatkan sikap positif di tempat kerja dan mengurangi beban negatif. Frontiers+1
Dengan demikian, program ini tidak hanya mendukung kesejahteraan individu, tetapi juga memperkuat budaya kerja yang suportif di Borwita.
Kesimpulan & Aksi yang Disarankan
Kesehatan mental dan regulasi emosi bukan saja isu personal — tetapi bagian strategis dalam dunia kerja modern. Bagi organisasi seperti Borwita Citra Prima, mengambil langkah proaktif melalui pelatihan seperti “Manage Emosi Yuk! Supaya Tetap Santuy” merupakan investasi dalam sumber daya manusia yang secara langsung berdampak pada kebahagiaan, loyalitas, dan produktivitas karyawan.
Rekomendasi aksi yang bisa diambil:
- Mengintegrasikan program regulasi emosi secara rutin (workshop, sesi refleksi, micro-learning) di seluruh karyawan.
- Meningkatkan awareness melalui komunikasi internal, newsletter, wallboard, poster yang mendorong pembicaraan terbuka tentang kesehatan mental.
- Memastikan budaya kerja yang mendukung, dimana karyawan merasa nyaman meminta bantuan, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam menjaga kesejahteraan emosional.
- Memonitor dan evaluasi secara berkala dampak program kesehatan mental (misalnya tingkat stres, konflik antar tim, produktivitas) untuk mengukur efektivitas dan melakukan penyesuaian.
Dengan langkah-langkah tersebut, Borwita dapat terus menjadi teladan dalam industri distributor FMCG Indonesia yang memprioritaskan kesejahteraan manusia dan membangun tim yang tangguh secara emosional.



