Dalam dunia kerja modern, Generasi Z sering kali menghadapi stigma dan tantangan yang tidak ringan. Dianggap terlalu idealis, kurang berpengalaman, atau bahkan terlalu sensitif, label-label ini sering kali melekat pada Gen Z yang baru saja memasuki dunia profesional. Padahal, di balik semua stereotip tersebut, ada potensi besar yang bisa dimaksimalkan dengan pendekatan komunikasi yang tepat.
Melihat pentingnya hal ini, Borwita menggelar sebuah webinar inspiratif dalam rangkaian Public Training Communication Series bertajuk “Dear Gen Z: Here’s How You Win Respect Across Generation.” Kegiatan ini menghadirkan Dr (cand) Tri Novia, S.Kep., Ners., MM., M.I.Kom., seorang trainer dan mentor dalam bidang public speaking dan pitching innovation.
Generasi Z tumbuh di era digital yang serba cepat dan penuh perubahan. Namun, saat memasuki dunia kerja, mereka dihadapkan pada sistem dan ekspektasi dari generasi yang berbeda, seperti Gen X dan Baby Boomer, yang memiliki pola pikir dan nilai kerja yang kontras.
Webinar ini membahas secara mendalam tentang:
Bagaimana persepsi Gen X, Milenial, dan Boomer terhadap Gen Z.
Setiap generasi membawa nilai dan cara pandang yang berbeda ke dunia kerja. Dalam webinar ini, dibahas bagaimana generasi yang lebih dulu masuk dunia profesional, Gen X, Milenial, dan Boomer sering kali memiliki persepsi tertentu terhadap Gen Z:
- Gen X cenderung melihat Gen Z sebagai generasi yang too fast too soon: cepat ingin naik jabatan, tapi belum menunjukkan cukup loyalitas atau proses.
- Millennial, meskipun lebih dekat secara usia, sering kali merasa Gen Z kurang tahan banting atau terlalu blak-blakan dalam menyampaikan pendapat, terutama terhadap senior.
- Boomer, dengan gaya kerja yang lebih konservatif, bisa merasa Gen Z kurang menghargai hierarki, terlalu bergantung pada teknologi, atau kurang sabar dalam membangun karier.
Namun, di sisi lain, generasi sebelumnya juga mengakui bahwa Gen Z cepat belajar, lebih melek teknologi, dan punya pemikiran kritis yang segar asal disampaikan dengan cara yang tepat.
Sikap kerja seperti apa yang membuat Gen Z lebih mudah dipercaya dan diterima.
Dibahas pula bahwa untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat, Gen Z perlu menunjukkan:
- Komitmen dan konsistensi: Tidak cukup hanya punya ide bagus, Gen Z perlu membuktikan bahwa mereka bisa follow through dan menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
- Empati lintas generasi: Mengerti bahwa cara komunikasi dan prioritas tiap generasi berbeda. Tidak semua harus diubah, kadang cukup dengan disesuaikan.
- Ketekunan dan kesediaan belajar: Tunjukkan bahwa Anda bukan hanya cepat, tapi juga teachable. Sikap terbuka terhadap masukan bisa jadi nilai plus yang besar.
- Responsibilitas pribadi: Mampu mengakui kesalahan dan bertanggung jawab tanpa menyalahkan pihak lain adalah tanda kedewasaan yang dihargai lintas generasi.
Strategi membangun reputasi profesional tanpa harus kehilangan jati diri.
Salah satu tantangan utama Gen Z adalah menjaga keaslian diri (authenticity), sambil tetap tampil profesional. Webinar ini memberikan tips konkret seperti:
- Kenali personal branding Anda sendiri: Apa nilai, kekuatan, dan keunikan Anda? Tampilkan itu secara konsisten dalam komunikasi dan perilaku kerja.
- Gunakan teknologi sebagai keunggulan: Gen Z punya akses dan keahlian digital yang luar biasa, gunakan itu untuk membantu tim, bukan untuk terlihat “lebih tahu”.
- Berani speak up dengan cara yang elegan: Bukan tentang membungkam suara sendiri, tapi tentang memilih cara penyampaian yang membangun, bukan menyerang.
- Jangan terburu-buru validasi, bangun nilai jangka panjang: Reputasi tidak dibangun dari satu presentasi hebat, tapi dari banyak tindakan kecil yang konsisten
Dengan pendekatan yang komunikatif dan relevan, peserta webinar dibekali tools untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja multigenerasi, sekaligus tetap menjadi diri sendiri.
Sebagai Distributor FMCG Indonesia yang terus berkembang, Borwita percaya bahwa investasi terbaik adalah pada pengembangan talenta. Lewat pelatihan seperti ini, perusahaan berkomitmen untuk mendukung generasi muda agar mampu menghadapi dunia kerja dengan percaya diri dan kompetensi komunikasi yang kuat.
